Minggu, 18 Juli 2010

teluk kiluan salah satu surga lampung



Pendahuluan

Provinsi Lampung yang memiliki luas daratan ± 35.376,5 Km2 termasuk di dalamnya 69 pulau, terletak pada 103040’ BT sampai 105050’ BT dan 03045’ LS sampai 06045’ LS dengan panjang garis pantai ± 1.105 Km (termasuk beberapa pulau) dibagi menjadi 4 wilayah perairan, antara lain perairan Pantai Barat (± 210 Km), Teluk Semaka (± 200 Km), Teluk Lampung dan Selat Sunda (± 160 Km), dan Pantai Timur (± 270 Km).
Teluk Kiluan yang berada di wilayah Teluk Semaka dan sebagian besar merupakan wilayah Kabupaten Tanggamus, memiliki daerah berupa pesisir pantai hingga perbukitan. Untuk kalangan tertentu, teluk ini sudah dikenal cukup lama karena di wilayah ini dapat dijumpai sebaran lumba-lumba dalam jumlah besar dan merupakan daerah pemancingan yang sangat potensial (Fishing Week I 2006 dan II 2007) untuk dikembangkan menjadi wisata pancing.Selain itu juga, di daerah ini dapat dijumpai penangkaran Penyu Sisik (Program DKP Lampung tahun 2007) karena di wilayah ini merupakan tempat bertelur (spawning ground) berbagai jenis penyu, seperti penyu sisik.
Selain keragaman keindahan alam, Teluk Kiluan memiliki keragaman penduduk dari beberapa suku, seperti Sunda, Jawa, Bali, Bugis hingga Lampung sehingga tidaklah heran jika penduduknya memiliki adat istiadat, agama, dan bahasa yang berbeda-beda. Semua penduduk umumnya merupakan pendatang, walaupun ada sebagian kecil yang merupakan penduduk asli yang dalam hal ini penduduk tersebut dari lahir hingga dewasa berada di sekitar wilayah Teluk Kiluan. Namun, semuanya dapat hidup dan berdampingan dengan rukun.
Teluk Kiluan yang memiliki desa induk (Pekon Kiluan Negeri) merupakan daerah yang memiliki daratan dari daerah pesisir pantai hingga perbukitan. Salah satu contohnya adalah Dusun Bandung Jaya. Dusun ini meliputi wilayah di sepanjang pesisir teluk dan satu pulau (Pulau Kelapa/Pulau Kiluan) dan termasuk bagian wilayah Pekon (desa) Kiluan Negeri Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Wilayah ini dapat dicapai melalui laut lebih kurang 3 jam dari pelabuan Pusat Pelelangan Ikan (PPI) Lempasing. Selain itu juga dapat dicapai melalui darat dengan menggunakan mobil (hanya sampai di Pekon Kiluan Negeri) dan sepeda motor (sampai di Dusun Bandung Jaya) selama kurang lebih 1,5 – 2 jam perjalanan dari kota Bandar Lampung. Melalui jalan darat inilah, pengunjung akan disuguhi panorama keindahan alam perbukitan dan lembah, ditambah dengan medan darat yang cukup menantang sehingga selain diperlukan kendaraan prima juga kesiapan mental dan keahlian berkendara dari pengunjung. Walaupun jalanan sedikit terjal (melewati perbatasan Kecamatan Padang Cermin), hal ini akan terasa nyaman karena kita akan disuguhi panorama alam pesisir seperti daerah tambah dan perbukitan yang hijau.


Demografi dan Sosio-Ekonomi Penduduk

Penduduk Dusun Bandung Jaya cukup beragam, hal ini dapat dijumpai ketika berkunjung di daerah ini. Penduduk yang sekarang mendiami Dusun Bandung Jaya berasal dari Suku Jawa, Banten, Bali, Sunda, Bugis, dan penduduk pribumi (Lampung). Adapun mata pencaharian utama penduduknya adalah nelayan sehingga mereka menggantungkan sepenuhnya pada sumber daya laut yang cukup melimpah. Penduduk nelayan dusun ini biasanya hanya menggunakan kapal jukung dan alat tangkap tradisional seperti pancing dan jala rawai. Pada umumnya hasil tangkapan laut mereka ikan, seperti ikan abu-abu (tongkol), tuna, tenggiri, lemadang/senggeranai, dan marlin/setuhuk (musiman), dan dengan hasil laut inilah mereka berusaha untuk dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Selain sebagai nelayan, penduduk juga mengusahakan lahan sekitar pemukiman sebagai petani kebun. Mereka umumnya menanami areal perkebunan dengan tanaman kakao, lada, padi (sawah tadah hujan dan ladang), dan tanaman sayur-mayur seperti kacang panjang. Selain tanaman perkebunan, juga ditanami oleh tanaman tahunan seperti kelapa, petai dan mangga. Cara bertanam mereka umumnya belum intensif, karena masih tergantung pada kondisi alam yang ada (padi sawah tadah hujan atau padi darat).
Lain halnya dengan tanaman perkebunan seperti kakao dan lada, umumnya mereka sudah memiliki ketrampilan untuk pola bertanamnya. Tetapi pada pengolahan hasil perkebunan contohnya kakao, mereka masih mengusahakan ”ala kadarnya”, karena kekurangtahuan mereka dalam proses hasil panen itu sendiri.

Kondisi Biogeografis

Selain sebagai tempat wisata yang berbasis ekologi (Ecotourism), keberadan lumba-lumba dan tempat potensial olahraga pancing, secara geografis Teluk Kiluan juga menyimpan daerah pesisir pantai dan bukit dengan panorama alam yang cukup indah. Daratannya merupakan daerah perbukitan yang cukup menantang dan sangat ideal untuk aktivitas outdoor atau tracking. Sedangkan secara Biologis, wilayah daratan Dusun Bandung Jaya yang merupakan daerah perkebunan dengan didominasi tanaman perkebunan, juga merupakan tempat tinggal berbagai serangga seperti semut, kupu-kupu dan beragam tumbuhan seperti jamur.
Untuk wilayah pesisirnya, dengan komposisi batu-batu, pasir, daerah hutan mangrove (bakau), dan hutan pantai (Littoral forest) menambah daya tarik tersendiri. Lebih kurang 4 jenis vegetasi (tumbuhan) penyusun hutan mangrove yang dapat dijumpai di sekitar Dusun Bandung Jaya, seperti Bakau (Rhizophora sp), Api-api (Avicenia sp), Nipah (Nypa fruticans), Drujon/Deruju (Acanthus ilicifolius). Umumnya hutan mangrove yang berada di dusun ini masih terjaga cukup baik dan dapat berdampingan dengan masyarakat setempat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar